Sistem pencernaan pada kuda terdiri dari mulut, faring, esophagus, lambung, usus kecil, usus besar, dengan organ pelengkap gigi, lidah, saliva, hati, dan pancreas. Kuda dewasa dapat mensekresikan saliva sekitar 35 liter/ hari. Saliva kuda sedikit sekali atau tidak mengandung amilase.
Faring adalah penyambung rongga mulut dan esophagus. Panjang esophagus berkisar antara 125 - 150 cm. Kapasitas lambung kuda berkisar antara 8 - 15 liter atau kira-kira 10 – 12 % dari seluruh kapasitas alat pencernaan. Aktivitas mikroorganisme akan sangat terbatas di dalam lambung. Hal ini disebabkan karena populasi bakteri relative rendah dan waktu tinggal (retensi) dari makanan yang makannya. Hasil fermentasi di dalam lambung kuda adalah asam laktat dan bukan asam-asam lemak terbang (VFA). pH lambung kuda yang diukur segera setelah mati menunjukkan kisara yang cukup luas yaitu 1,6 – 6,0. Fermentasi dapat terjadi di daerah saccuscaecus, yaitu bagian yang tidak mempunyai sekresi yang meliputi 1/3 bagian permukaan lambung.
Panjang usus kecil ± 22 m, mempunyai diameter sekitar 7,5 – 10 cm dan kapasitasnya ± 40 – 50 liter. Panjang duodenum ± 1 meter. Panjang usus besar antar 7,5 – 8 meter. Sejumlah enzim alkalinposfatase didapatkan dalam usus besar. Sekum mempunyai panjang ± 1,25 meter dan kapasitas volumenya ± 20 – 30 liter. Sekum dan kolon pada batas-batas tertentu berfungsi sebagai tempat fermentasi, sintesis asam-asam amino/ protein dan vitamin B dan K oleh mikroorganisme. Kolon besar panjangnya ± 3 – 3,7 m, diameternya 20 – 25 cm dan kapasitas volumenya ± 2 x sekum. Kolon kecil panjangnya sekitar 3,5 m dan mempunyai diameter 7,5 – 10 cm. Kolon merupakan tempat penyerapan air yang utama. Panjang rectum ± 30 cm.
Kuda mempunyai bagian-bagian usus yang relative lebih besar dibandingkan dengan ruminansia, yang seolah-olah merupakan kompensasi dari kecilnya lambung sebagai tempat fermentasi. Kuda dapat mencernakan serat ± 60 – 70 %.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar