Sabtu, 14 November 2009

pencernaan ternak babi

Ternak Babi

Sistem pencernaan babi terdiri dari mulut, esofagus, lambung, duodenum, ileum, sekum, rektum dan anus. Babi mengambil makanan pakan, mengunyah, dan menyampurkannya dengan air liur (saliva) sebelum menelan. Saliva berfungsi sebagai pelumas. Perbedaannya pada babi saliva mengandung enzim yang mulai memecahkan bahan pakan menjadi unsur-unsur penyusunnya. Babi tidak terjadi proses memamah biak sebab seluruh bahan pakan telah dikunyah halus sebelum ditelan.
Pakan yang ditelan bergerak menuju esofagus kemudian masuk ke dalam lambung. Lambung pada babi juga berfungsi sebagai alat penampung bahan yang sudah tercerna. Volume lambung seekor babi hanyalah sekitar 8 liter.
Usus halus terdiri dari duedenum, jejunum, dan illeum adalah tempat terjadinya penyerapan atau absorpsi yang utama dari zat-zat pakan hasil pencernaan. Bahan-bahan pakan yang tidak tercerna dan tidak diserap bergerak dari usus halus menuju ke caecum dan ke usus besar. Di bagian usus besar komponen air diserap kembai dan sisa yang tertinggal dari proses pencernaan dikeluarkan melalui anus.

Tabel 1. Perbandingan kapasitas beberapa bagian saluran pencernaan dari berbagai jenis ternak (liter)
Tabel 1. Perbandingan kapasitas beberapa bagian saluran pencernaan dari berbagai jenis ternak (liter)

Bagian saluran pencernaan Jenis Ternak
Kuda Sapi Babi
Rumen , reticulum, omasum - 200 -
Lambung 17.6 15.4 7.7
Usus kecil 66 68.4 9.9
Sekum 82.5 9.9 1.1
Kolon dan rectum 15.4 28.6 8.8
Jumlah 181.5 342.1 27.5


pH lambung babi segera setelah mati yaitu 4.2 – 5.2 yang lebih stabil. Caecum merupakan suatu kantung buntu. Colon terdiri dari bagian-bagian yang naik , mendatar dan turun. Bagian yang turun berakhir direktum dan anus. Caecum mempunyai bantuk besar yang panjangnya kurang lebih 1,25 m dan kapasitas volumenya kurangn lebih 20-30 liter (60% dari jumlah volume seluruh alat-alat pencernaan). Caecum dan colon mempunyai fungsi seperti rumen pada ruminan yaitu tempat fermentasi serat kasar dan karbohidrat oleh mikroorganisme. Kolon besar mempunyai panjang kurang lebih 3-3,7 m, diemeter rata-ratanya 225 cm dan kapasitas volumenya kurang lebih dua kali caecum. Kolon kecil panjangnya sekitar 3,5 meter dan mempunyai diameter 7,5-10 cm. Colon merupakan tempat penyerapan air yang utama.

Senin, 09 November 2009

pencernaan

Sistem pencernaan pada kuda terdiri dari mulut, faring, esophagus, lambung, usus kecil, usus besar, dengan organ pelengkap gigi, lidah, saliva, hati, dan pancreas. Kuda dewasa dapat mensekresikan saliva sekitar 35 liter/ hari. Saliva kuda sedikit sekali atau tidak mengandung amilase.

Faring adalah penyambung rongga mulut dan esophagus. Panjang esophagus berkisar antara 125 - 150 cm. Kapasitas lambung kuda berkisar antara 8 - 15 liter atau kira-kira 10 – 12 % dari seluruh kapasitas alat pencernaan. Aktivitas mikroorganisme akan sangat terbatas di dalam lambung. Hal ini disebabkan karena populasi bakteri relative rendah dan waktu tinggal (retensi) dari makanan yang makannya. Hasil fermentasi di dalam lambung kuda adalah asam laktat dan bukan asam-asam lemak terbang (VFA). pH lambung kuda yang diukur segera setelah mati menunjukkan kisara yang cukup luas yaitu 1,6 – 6,0. Fermentasi dapat terjadi di daerah saccuscaecus, yaitu bagian yang tidak mempunyai sekresi yang meliputi 1/3 bagian permukaan lambung.

Panjang usus kecil ± 22 m, mempunyai diameter sekitar 7,5 – 10 cm dan kapasitasnya ± 40 – 50 liter. Panjang duodenum ± 1 meter. Panjang usus besar antar 7,5 – 8 meter. Sejumlah enzim alkalinposfatase didapatkan dalam usus besar. Sekum mempunyai panjang ± 1,25 meter dan kapasitas volumenya ± 20 – 30 liter. Sekum dan kolon pada batas-batas tertentu berfungsi sebagai tempat fermentasi, sintesis asam-asam amino/ protein dan vitamin B dan K oleh mikroorganisme. Kolon besar panjangnya ± 3 – 3,7 m, diameternya 20 – 25 cm dan kapasitas volumenya ± 2 x sekum. Kolon kecil panjangnya sekitar 3,5 m dan mempunyai diameter 7,5 – 10 cm. Kolon merupakan tempat penyerapan air yang utama. Panjang rectum ± 30 cm.

Kuda mempunyai bagian-bagian usus yang relative lebih besar dibandingkan dengan ruminansia, yang seolah-olah merupakan kompensasi dari kecilnya lambung sebagai tempat fermentasi. Kuda dapat mencernakan serat ± 60 – 70 %.


Sabtu, 07 November 2009

wajah-wajah ceria itu....

terlintas dalan mataku.....

tanpa beban,...tanpa dosa....

asal Q-ta

dari mana asal kita......

Spermatozoa merupakan suatu sel kecil, kompak dan sangat khas, yang tidak tumbuh atau membagi diri. Kepala spermatozoa berbentuk oval memanjang, lebar dan datar pada satu pandangan dan sempit pada pandangan lain dengan bagian paling tebal pada pangkal kepala yang melangsing ke apex yang tipis. Kepala spermatozoa terisi sepenuhnya dengan materi inti, chromosom, terdiri dari DNA yang bersenyawa dengan protein (Toelihere, 1981). Menurut pendapat Frandson (1996) spermatozoa adalah sel kecambah yang mana setelah masak kemudian bergerak melalui epididymis yang mampu membuahi ovum setelah terjadinya kapasitasi pada hewan betina. Spermatozoa terdiri dari kepala, bagian tengah dan ekor. Nucleus yang terentang kira-kira sepertiga panjang kepala mengandung bahan genetic yang dibutuhkan untuk pembuahan ovum. Bagian tengah digambarkan sebagai pusat tenaga spermatozoa dan ekor spermatozoa menyerupai flagellum.

Sel telur atau ovum adalah suatu sel khas yang sanggup dibuahi dan selanjutnya dapat menjalani perkembangan embrional. Penggandaan ovum terjadi pada ovarium dan meliputi pembentukan ovum atau oogenesis, pembentukan folikel atau foliculogenesis dan pelepasan sel telur atau ovulasi (Toelihere, 1981). Menurut Frandson (1996) ovary adalah organ primer reproduksi pada betina. Ovary dapat dianggap bersifat endokrin atau sitogenik (menghasilkan sel) karena mampu menghasilkan hormon yang akan diserap langsung ke dalam peredaran darah dan juga ovum yang dapat dilepaskan dari kelenjar.

Fertilisasi terdiri dari penyatuan atau fusi dua sel, gamet jantan dan betina, untuk membentuk satu sel yaitu zygote. Fertilisasi adalah dua proses ganda yaitu dalam aspek embriologik, fertilisasi meliputi pengaktifan ovum oleh spermatozoa sedangkan dalam aspek genetik, fertilisasi meliputi pemasukan faktor-faktor hereditas pejantan ke dalam ovum (Toelihere, 1981). Ovulasi terjadi saat ovum masuk ke dalam infudibulum, kemudian masuk ke dalam tuba uterin lalu berkembang di uterus menjadi foetus. Ovum masuk ke uterus melalui kerja gabungan antara silia pada permukaan mukosa dari sel-sel epitel dan kontraksi yang terjadi pada dinding muscular dari tuba uterin. Kontraksi tersebut kemudian dipengaruhi oleh rasio antar hormon estrogen dan progesteron, kadar prostaglandin yang ada serta derajat stimulasi tuba uterin oleh bagian simpatetik dari sistem saraf otonom. Saat periode tersebut proses fertilisasi terjadi di dalam ampula tuba uterin (Frandson, 1996).

Tahap pertama dari proses fertilisasi yaitu spermatozoa berusaha menembus zona pellucida, kemudian spermatozoa menyentuh membran vitelin dan terjadilah aktivasi ovarium. Pembelahan inti ovum dimulai. Spermatozoa mulai masuk ke dalam ovum, kemudian bagian spermatozoa yang masuk ke dalam ovum semakin banyak. Kepala spermatozoa mulai melebur diri, nucleus inti sel yang melebur semakin terlihat jelas. Bagian ekor terpisah dari kepala yang melebur. Dua inti sel yang menguraikan diri bersatu membentuk inti sel baru (Partodiharjo, 1980). Menurut Wodzicka et al. (1991) menyatakan bahwa pada fase pembuahan terjadi kontak awal spermatozoa dengan cumulus oophorus segera setelah ovulasi. Pengikatan spermatozoa pada permukaan zona pellucida setelah dia melewati cumulus oophorus. Saat spermatozoa menempel dan berfusi dengan oolemma setelah penembusan zona pellucida. Kepala spermatozoa mulai membengkak dan pengeluaran badan polar kedua sedang berlangsung. Pengeluaran badan polar kedua telah selesai dan kromatin spermatozoa dicairkan. Kedua pronukleus telah terbentuk, sel cumulus oophorus hampir habis dan hilang. Kedua pronukleus pada posisi bersebelahan. Kromosom jantan dan betina bertemu atau bersekutu pada telofase menandakan tercapainya pembelahan cleavage pertama dari embrio baru.


2.3.1. Syngami


Proses syngami, pada fase tertentu selama puncak perkembangannya pronecleus jantan dan betina mengadakan kontak, setelah itu pronukleus tersebut melebur diri. Nucleoli dan membrane inti menghilang dan pronuklei tidak tampak lagi (Toelihere, 1981). Pronucleus jantan dan betina bergerak menuju satu sama lain dan kemudian melebur. Chromosome terbentuk bersamaan dengan hilang dan terbuangnya nucleus dan membrane nuclear. Asal mula terbentuknya sel pemisah chromosome terjadi bersamaan dengan proses prophase. Penggabungan chromosome dan prophase akan membentuk equatorial plate, kemudian mnjadi metaphase. Nucleus yang baru dan diseliputi sitoplasma diyakini sebagai zygote yang siap untuk pembelahan sel mitosis dan membentuk kehidupan baru atau individu baru (Sorensen, 1974).

Zygote yang baru setelah fertilisasi bergerak menuju ke tuba uterin ke dalam uterus, sementara blastocyt terbentuk. Suatu proses dimana embrio yang yang baru mulai ada pada posisi perkembangan pada endometrium di dalam uterus disebut dengan implantasi atau nidasi (Frandson, 1996). Kromosom jantan dan betina yang mudah bersatu pada kumparan mitose yang berkembang dari metaphase sampai telofase (Wodzicka et al., 1991).

Periode ovum atau blastula berlangsung 10-12 hari, sesudah ovulasi sampai pembentukan membran zygote di dalam uterus. Cleavage ovum berlangsung di daerah ampula-isthmus tuba fallopii mencapai stadium morula (16-32 sel). Morula memasuki uterus pada hari ke 4-5 hari setelah konsepsi. Zona pellucida terbagi atas fragmen-fragmen dan terbentuklah ruang berongga disebut blastula atau blastocyt pada hari ke enam sampai ke sepuluh. Blastula atau blastocyt yaitu masa sel bagian dalam yang akan membentuk tubuh embrio dan trophoblast atau masa sel bagian luar berfungsi memberi makan kepada embrio, serta cairan yang mungkin akan diabsorbsi dari rongga uterus (Toelihere, 1987).

Cleavage atau pembelahan, selama tahapan perkembangan cleavage ini nucleus zygote menjalani serangkaian pembelahan mitosis. Nucleus anak yang dihasilkan biasanya dipisahkan dalam sel-sel terpisah yang berasal dari sitoplasma zygotenya (Kimball, 1994). Proses pembelahan sel tanpa pertumbuhan disebut proses cleavage. Proses tersebut berlangsung terus sampai implantasi, sampai ukuran sel berkurang dan sama seperti sel-sel lain yang khas untuk spesies tersebut (Toelihere, 1981).

Kromosom jantan dan betina yang mudah bersatu pada kumparan mitose yang berkembang dari metaphase sampai telofase (Wodzicka et al., 1991). Sel baru membagi diri menjadi dua blastomer yang sangan kecil. Cleavage terdiri tanpa adanya pengurangan masa tapi dengan ditambahkan sel. Keberlangsungan sel merupakan bagian awal sel menjadi bentuk bulatan sel disebut morula dilangsungkan ke bentuk blastula yang berada di zone pellucida (Sorensen, 1974).



Kamis, 05 November 2009

blog baru ni...

ini adalah blog baru Q....

semoga bisa bermanfaat bagi kita semua....

amin..........